Minggu, 24 November 2013



Gerbang Selamat Datang
Probolinggo yang konon pada awalnya bernama “Banger” itu, kini menjadi semakin cantik saja, terutama pada satu dekade terakhir ini. Banyak sekali gebrakan-gebrakan  cerdik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo untuk mengubah citra Probolinggo yang beku, stagnan serta  redup, menjadi kota yang semarak, sumringah dan dinamis. Dengan merangkul semua instansi baik Instansi Pemerintah maupun swasta, Pemerintah Kota Probolinggo  membuat setiap jengkal tanah di kiri kanan bahu jalan menjadi taman mini yang indah dengan pelbagai kreasi menarik, dengan demikian terbentuklah taman yang terintegrasi menjadi taman yang terbentang diseluruh pelosok kota, dan tidak heran kalau Probolinggo menyandang sebutan baru dengan “Kota Seribu Taman”.
Secara geografis Kota Probolinggo dapat disebut sebagai Kota Transit, karena semua  semua transportasi darat yang menghubungkan kota-kota disebelah yang berada disebelah barat seperti Pasuruan, Surabaya, Jogja Semarang, Jakarta dan lain-lain dengan kota-kota disebelah timur Kota Probolinggo, seperti  Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi, Bali, NTT dan lain-lain jalan dan sebaliknya harus melewati Kota Probolinggo. Akan tetapi sebutan Kota Transit itu masih  belum layak disandang oleh Kota Probolinggo, karena kenyataannya bus-bus Pariwisata  dari Surabaya, Jogja, Semarang, Jakarta yang menuju ke Bali, kebanyakan hanya lewat saja, tanpa ada penumpang yang menjatuhkan rupiah untuk sekedar segelas air mineral atau beberapa butir permen. Kalau hal semacam itu yang terjadi maka kita masyarakat kota Probolinggo hanya menuai polusi serta kebisingan oleh moncong-moncong knalpot kendaraan yang lalu lalang, tanpa bisa mengais berkah dari aktivitas tersebut. Tapi jangan ada yang mempunyai gagasan untuk membangun portal di Desa Ketapang sana untuk menarik kepada semua kendaraan yang lewat.


            Salah satu cara agar bisa mengais berkah dari keuntungan geografis letak kota dan layak untuk dapat disebut sebagai kota transit maka Pemerintah Kota Probolinggo harus memfasilitasi simbiosis (saling membutuhkan) antara pengguna jalan (penumpang serta armada kendaraan) dan masyarakat Kota Probolinggo, yaitu dengan jalan revitalisasi, memberdayakan jalan jalur utara.  Jalan jalur utara ini sebenarnya telah dibangun beberapa tahun yang lalu, akan tetapi karena satu atau beberapa hal, jalan tersebut tidak dapat difungsikan dengan layak, jalan itu harus kuat dan tahan untuk dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat termasuk bus-bus yang sarat muatan, lebar serta mulus. Apabila sarat-sarat tersebut terpenuhi, maka tanpa dikomando, warung-warung atau restoran-restoran dengan fasilitas tempat parkir yang luas akan segera bermunculan di sepanjang jalur utara tersebut. Apalagi  kalau Pemerintah Kota menyediakan tempat istirahat  di jalur utara tersebut, tempat tersebut para penumpang kendaraan dapat menikmati pemandangan pantai dari bawah pohon-pohon yang rindang dan sejuk. Tempat istirahat tersebut juga  sebagai Taman untuk bersantai dan bermain bagi  masyarakat Kota Probolinggo yang ingin menikmati pemandangan pantai. Jika itu semua dapat terlaksana, maka jalan jalur utara akan menjadi ramai, dan keuntungan geografis Kota Probolinggo sebagai Kota Transit, akan benar-benar menjadi berkah.
Pemandangan Pantai di Jalan Lingkar Utara

Senja di Jalan Lingkar Utara