SETETES ASA

Dipersimpangan resah
Kau bertanya
Kemana kau akan melangkah?
Ku tunjuk arah..
Dimana fajar menyingsing indah
Dengan istana mungil di sana 
Dihiasi bunga-bunga
Walau aku tahu juga
Arah itu jauhkan kita

Sedih??
Tak kuingkari
Menghunus tajam bagai belati
Tapi...bahagiamu lebih berarti
Walau harus dengan harakiri


Kini dirimu takkan selalu ada
Tapi...rasamu biarkan tetap sama
Ada ALLAH diantara kita
Biarlah DIA yang menjaga
Apa yang telah kita punya
...Setetes Asa...


Probolinggo, 210511


KUPU ELANG (HARAPMU)

teman
telan saja
harapan pada
kupukupu warna
dan bermata jingga
terbang dengan indah
tersenyum penuh pesona
teman, masih terngiang saja
entah nasehat atau harapmu pada
seolah sedang buat hidupku berwarna
pun paksa aku tinggalkan senja jingga
kau tunjukkan pagi dan kicau burung indah
walau aku tidak pernah tahu mana sisi pesona
teman, lupakan tentang kupukupu bermata jingga
karena aku hanyalah seekor elang yang terluka
terbang jauh sejauh jarak dari fatamorgana
bersama elangelang kecil di sisi dada
tak kan ada satupun sentuh mereka
apalagi berusaha mematuknya
teman, maafkan aku bila
ku tak akan pernah bisa
menjadi kupukupu
seperti yang
kau pinta
paksa
Probolinggo, Maret 2011


Hipotermia Doa
mengembara pada lamunan senja
memalung luka kawah menganga
menyembur resah membumbung abu
aroma belerang memasung nafsu
layu sudah senja di ufuk barat
menelan pahit yang mengarat
menunggu panen sambil melamun
membungkus raga dengan halimun
senja makin merenta
memanggul asa membara
menyeberang lautan memasir
menghela decak para kusir
berharap sampai pada
bangunan tua bernama pura
bersedengkap lantunkan pujapuja
merayu pilu sang hyang mayapada
malam menepis senja bisu
ketika bulir mata mulai beku
meniadakan bisik rerasa raga
bibir masih lantunkan doadoa
sampai pada sunyi melebam
rancauan berlahan mendiam
otak berlahan mengamnesia logika
jantung memompa darah tergesa
merambat kaligata sampai ke siku
meradang dingin seluruh tubuh
membunuh selsel pembuluh
pecah bersama doa gagu
hipotermia mengantarku menghadap-Mu
Probolinggo, 16 April 2011

0 comments :

Posting Komentar