Suasana senja di pantai sekitar jalan lingkar utara...indah
Ikon Kota Probolinggo
Kota Probolinggo mempunyai ikon Mangga dan Anggur, yaitu hasil bumi yang menjadi primadona di Kota Probolinggo, untuk mangga yang terkenal adalah mangga manalagi sedangkan anggur Probolinggo yang hitam kecil dan manis mulai jarang kita jumpai
Pawai Budaya
Pawai budaya diselenggarakan ketika memperingatai Hari Kemerdekaan RI dan Hari Ulang Tahun Kota Probolinggo
Probolinggo
yang konon pada awalnya bernama “Banger” itu, kini menjadi semakin cantik saja,
terutama pada satu dekade terakhir ini. Banyak sekali gebrakan-gebrakan cerdik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Probolinggo untuk mengubah citra Probolinggo yang beku, stagnan serta redup, menjadi kota yang semarak, sumringah
dan dinamis. Dengan merangkul semua instansi baik Instansi Pemerintah maupun swasta,
Pemerintah Kota Probolinggo membuat
setiap jengkal tanah di kiri kanan bahu jalan menjadi taman mini yang indah
dengan pelbagai kreasi menarik, dengan demikian terbentuklah taman yang
terintegrasi menjadi taman yang terbentang diseluruh pelosok kota, dan tidak
heran kalau Probolinggo menyandang sebutan baru dengan “Kota Seribu Taman”.
Secara geografis Kota Probolinggo
dapat disebut sebagai Kota Transit, karena semua semua transportasi darat yang menghubungkan
kota-kota disebelah yang berada disebelah barat seperti Pasuruan, Surabaya,
Jogja Semarang, Jakarta dan lain-lain dengan kota-kota disebelah timur Kota
Probolinggo, seperti Situbondo,
Bondowoso, Jember, Banyuwangi, Bali, NTT dan lain-lain jalan dan sebaliknya
harus melewati Kota Probolinggo. Akan tetapi sebutan Kota Transit itu
masih belum layak disandang oleh Kota
Probolinggo, karena kenyataannya bus-bus Pariwisata dari Surabaya, Jogja, Semarang, Jakarta yang
menuju ke Bali, kebanyakan hanya lewat saja, tanpa ada penumpang yang
menjatuhkan rupiah untuk sekedar segelas air mineral atau beberapa butir
permen. Kalau hal semacam itu yang terjadi maka kita masyarakat kota
Probolinggo hanya menuai polusi serta kebisingan oleh
moncong-moncong knalpot kendaraan yang lalu lalang, tanpa bisa mengais berkah dari aktivitas tersebut. Tapi jangan ada yang mempunyai gagasan untuk membangun portal
di Desa Ketapang sana untuk menarik kepada semua kendaraan yang lewat.
Salah
satu cara agar bisa mengais berkah dari keuntungan geografis letak kota dan
layak untuk dapat disebut sebagai kota transit maka Pemerintah Kota Probolinggo
harus memfasilitasi simbiosis (saling membutuhkan) antara pengguna jalan
(penumpang serta armada kendaraan) dan masyarakat Kota Probolinggo, yaitu
dengan jalan revitalisasi, memberdayakan jalan jalur utara. Jalan jalur utara ini sebenarnya telah
dibangun beberapa tahun yang lalu, akan tetapi karena satu atau beberapa hal,
jalan tersebut tidak dapat difungsikan dengan layak, jalan itu harus kuat dan
tahan untuk dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat termasuk bus-bus yang sarat
muatan, lebar serta mulus. Apabila sarat-sarat tersebut terpenuhi, maka tanpa
dikomando, warung-warung atau restoran-restoran dengan fasilitas tempat parkir
yang luas akan segera bermunculan di sepanjang jalur utara tersebut. Apalagi kalau Pemerintah Kota menyediakan tempat istirahat di jalur utara tersebut, tempat tersebut para
penumpang kendaraan dapat menikmati pemandangan pantai dari bawah pohon-pohon
yang rindang dan sejuk. Tempat istirahat tersebut juga sebagai Taman untuk bersantai dan bermain
bagi masyarakat Kota Probolinggo yang
ingin menikmati pemandangan pantai. Jika itu semua dapat terlaksana, maka jalan
jalur utara akan menjadi ramai, dan keuntungan geografis Kota Probolinggo
sebagai Kota Transit, akan benar-benar menjadi berkah.